Jingga I
Mengenal dan memilikimu adalah anugerah
Aku malam sepi meranggas
dan kau selalu temani aku
Kadang berbilur rupa sering juga gemerisik suara
Hatimu warna kaca
Aku begitu sering ikut menanggis di dalamnya
Selalu ada yang membuatmu terluka
Karena tatap yang berlomba
menusukkan belati pada rapuhmu
juga lisan bertaring tajam yang memamah kekuatanmu
kau jadi begitu penakut, Jingga
bahkan untuk sekedar menatap lurus ke depan
semenjak kau miliki dia
ya.
Lelaki itu
Jingga II
Dulu Kau adalah karang
Tak oleng meski cercah dan puji memukulimu
Sering hujan panas mengumulimu
Kau tetap karang
Karang yang indah
Senja mana pula yang tak jatuh hati padamu ,Jingga
Bahkan dia
Ya.
Lelaki itu
Kau jadi keping berserakan
Ketika lelaki itu meminangmu menjadi istrinya
Kalian begitu sempurna
Jingga III
Kau lari menjauh
Tak ingin ada senja yang salah mencintaimu
Kadang kau sembunyi di tirai malam
Pernah menyamar jadi siang yang garang
Tapi kau tetap Jingga
Dan dia selalu dapat menemuimu
Kau lelah berlari
Kini kau jadi sering bercumbu pada rasa bersalah
Cinta memang luar biasa, Jingga
Bukan kau yang menanam tanggis
Kau hanya menuainya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar