Kamis, November 18, 2010

Strategi Genius Learning


Genius learning atau lebih tepat disebut sebagai holistik learning adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan suatu rangkaian pendekatan praktis dalam upaya meningkatkan hasil proses pembelajaran. Upaya peningkatan ini dicapai dengan menggunakan pengetahuan yang berasal dari berbagai disiplin ilmu seperti pengetahuan tentang cara kerja otak, cara kerja memori, neuro- linguistik programming, motivasi, konsep diri, keperibadian, emosi, perasaan, pikiran, metagonisi, gaya teknik mencatat, dan teknik belajar lainnya ( Gunawan, 2006: 2).
Dasar dari genius learning strategy adalah acceleretead learning atau percepatan belajar. Pemercepatan didefenisikan sebagai memungkinkan siswa untuk belajar  dengan kecepatan yang mengesankan  dengan upaya yang normal dan dibarengi kegembiraan ( DePorter, 2005: 14 ) tujuannya sama yaitu bagaimana membuat proses pembelajaran menjadi efisien, efektif dan menyenangkan.
Pada Genius Learning  maka kita berkeyakinan jika siswa dapat dimotivasi dan diajar dengan cara yang benar. Dengan menghargai keunikkan siswa maka mereka dapat mencapai suatu pembelajaran yang maksimal. Pendekatan  yang digunakan dalam Genius Learning membantu siswa untuk bisa mengerti kekuatan dan kelemahan mereka yang sesuai dengan gaya belajar mereka masing- masing, Siswa akan memahami proses belajar yang benar, sesuai dengan kepribadiaan mereka masing- masing.

Asumsi dasar yang digunakan dalam mendefenisikan kecerdasan dalam strategi Genius Learning adalah sebagai berikut:
1.      Setiap orang lahir dengan kemampuan yang sama dan unik ( Madden, 2002: 11 ).  Setiap orang dilahirkan dengan  kombinasi kecerdasan yang beragam, karena perbedaan dari beberapa faktor yang mendominasi dan tingkat pengembangan kecerdasan yang dimiliki, kondisi lingkungan dan proses pembelajaran akan menentukan seberapa cepat atau lambat proses  perkembangan kecerdasan terjadi. Faktor yang mempengaruhi  pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan ( Gunawan, 2006: 223 ) antara lain:
a. Lingkungan
Lingkungan  yang  kaya akan stimulus dan tantangan, dengan kadar yang seimbang  dan ditunjang dengan faktor dukungan dan pemberdayaan akan memperkuat mental dan kecerdasan.
b. Kemauan dan Keputusan
Kedua faktor ini adalah faktor motivasi, motivasi yang positif akan muncul sejalan dengan lingkungan yang kondusif, sebaliknya bila lingkungannya sama sekali tidak kondusif, otak yang paling cerdas sekalipun tidak akan dapat mengembangkan potensi intelektualnya.
c. Pengalaman Hidup
Potensi otak berkembang sejalan dengan pengalaman hidup, hal- hal kecil yang menunjukkan kesuksesan maupun kegagalan yang dialami oleh anak. Bila terjadi berulang– ulang akan menjadi suatu program yang menentukan seberapa besar potensi kecerdasan yang digunakan.
d. Genetika
Pengalaman hidup mempunyai pengaruh terhadap respon kognitif, sebaliknya gen mempunyai pengaruh pada kewaspadaan memori, kemampuan sensori dan juga faktor kecerdasan lainnya.
e. Gaya Hidup
Gaya hidup berpenaruh terhadap level perkembangan kognitif. Termasuk makanan, orang yang menjadi teman, jumlah jam tidur, olah raga, obat, minuman dan sebagainya.
  1. Kecerdasan menurut Gardner ( dalam Gunawan, 2005: 106 ) : Suatu            kemampuan untuk memecahkan suatu masalah kemampuan untuk menciptakan masalah baru untuk dipecahkan dan kemampuan untuk sesuatu untuk menawarkan suatu pelayanan yang berharga dalam suatu kebudayaan  masyarakat. Gardner mengembangkan model kecerdasan selama lebih dari dua puluh tahun dan dikenal dengan istilah Multiple Intelligence yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
    1. Kecerdasan  Linguistik
Kecerdasan Linguistik adalah kemampuan untuk menggunakan kata- kata secara efektif, baik lisan maupun tulisan, juga kemampuan berkomunikasi. Kecerdasan ini mencakup kemampuan untuk menangani struktur bahasa, suara arti. Untuk mengembangakan kecerdasan linguistik dapat dilakukandengan cara menjadi pendengar yang efektif, dan melatih keahlian bicara.
    1. Kecerdasan Logika- Matematika
Kecerdasan Logika-Matematika adalah kecerdasan yang menggunakan analisis berurutan untuk mencapai kesimpulan tertentu ( Madden, 2002: 211 ). Dimana berturutan dari masalah, kemudian memikirkan , menyusun solusi dengan urutan yang logis  dan mampu melakukan proses berfikir deduktif dan induktif.
    1. Kecerdasan  Musik
Kecerdasan  Musik  adalah kemampuan untuk menikmati, mengamati, membedakan, mengarang, membentuk dan mengekspresikan bentuk- bentuk musik yang meliputi kepekaan terhadap ritme, melodi dari musik yang didengar.
    1. Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan Interpersonal adalah kemampuan untuk mengamati dan mengerti maksud, motivasi dan perasaan orang lain. Kecerdasan interpersonal juga melibatkan kepekaan pada ekspresi wajah, suara dan gerakan tubuh dari orang lain dan mampu memberikan respon secara efektif dalam berkomunikasi
                   e.   Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan Intrapersonal adalah kecerdasan yang berhubungan dengan kesadaran dan pengetahuan tentang diri sendiri. Mengenai kesadaran atau kondisi emosi dan mental diri sendiri, kesadaran akan tujuan, motivasi, keinginan, proses berfikir dan kemampuan untuk melakukan disiplin diri, mengerti diri sendiri dan harga diri.
f.       Kecerdasan Kinestetik
Kecerdasan Kinestetik merupakan kecerdasan yang berhubungan dengan kemampuan dalam mengungkapkan ide atau pemikiran dan perasaan. Kecerdasan Kinestetik juga meliputi keterampilan fisik dalam bidang koordinasi, keseimbangan, daya tahan, kekuatan, kelenturan dan kecepatan.
g.      Kecerdasan Visual dan Spasial
Kecerdasan Visual dan Spasial adalah kemampuan untuk melihat dan mengamati dunia visual- spasial secara akurat, kemudian bertindak dan melibatkan kesadaran akan warna, garis, bentuk, ruang, ukuran serta hubungan antara elemen- elemen tersebut.
h.      Kecerdasan Naturalis
Kecerdasan Naturalis adalah kemampuan untuk mengamati, memahami dan menyusun pola atau unsur yang dijumpai dilingkungan sekitar.
3.    Konsep diri seseorang berbanding lurus dengan potensi yang digali dan dikembangkan. semakin baik konsep diri yang berhasil dibangun, semakin baik pula untuk mampu memaksimalkan penggunaan potensi yang dimiliki. Konsep diri terdiri dari komponen yaitu:
a.       Diri Ideal
Merupakan gabungan dari semua kualitas dan ciri kepribadiaan yang sangat dikagumi.
b.      Citra Diri
Merupakan cerminan diri sendiri, dimana bagaimana cara melihat diri sendiri dan berfikir mengenai diri saat ini.
c.       Harga Diri
Merupakan kecenderungan untuk memandang diri sendiri sebagai pribadi yang mampu dan memiliki daya upaya dalm menghadapi tantangan- tantangan hidup.
4.   IQ tinggi sangat membantu keberhasilan akademik, namun bukan satu- satu – satunya faktor utama, atau sebaliknya.
5.   Guru dapat mempengaruhi dan meningkatkan kecerdasan anak didik, dimana guru sangat berperan penting dalam upaya menghilangkan berbagai hambatan yang menghambat perkembangan kecerdasan. Guru melakukannya dengan menggunakan strategi dan teknik yang tepat untuk membantu mengembangkan kecerdasan anak didik.
6.    Kecerdasan berkembang dengan bertahap, dimana perkembangan ini dikelompokkan  menjadi 4 tahap yaitu:
a.       Stimulasi
b.      Penguatan
c.       Belajar dan mengerti
d.      Transfer dan pengaruh
7.    Berfikir dapat diajarkan
             Genius Learning yang disusun berdasarkan hasil riset mutakhir mengenai  berbagai disiplin ilmu, terutama cara kerja otak dan memori. Menekankan  sembilan  prinsip utama dalam proses pembelajaran ( Gunawan, 2006: 8 ) yaitu:
         1. Otak berkembang dengan maksimal dalam lingkungan yang kaya stimulus multisensori dan tantangan berfikir . lingkungan demikian akan menghasilkan jumlah koneksi yang lebih besar diantara sel- sel otak.
         2. Besarnya pengharapan berbanding lurus dengan hasil yang di capai. Otak selalu berusaha mencari dan menciptakan arti dari suatu pembelajaran. Proses pembelajaran berlangsung pada level pikiran sadar dan pikiran bawah sadar yang positif dan bersifat pribadi.
3. Lingkungan belajar adalah lingkungan yang memberikan tantangan tinggi     namun  dengan tingkat ancaman yang rendah. Keadaan pikiran siswa adalah kekuatan paling menentukan untuk menuju sukses. Jika siswa percaya diri, termotivasi dan gembira maka siswa tersebut memiliki potensi untuk sukses.
4.Otak sangat membutuhkan umpan balik yang bersifat segera dan mempunyai banyak pilihan.
5. Musik membantu proses pembelajaran dengan tiga cara:
a.        musik membantu untuk men-charge otak
b.       musik membantu merilekskan otak, sehingga otak siap untuk         belajar
c.       musik dapat digunakan untuk membawa informasi yang ingin dimasukkan  ke dalam memori.
6. Dengan menggunakan strategi dan teknik khusus, maka kemampuan   mengingat dapat ditingkatkan
7. Untuk dapat mencapai hasil pembelajarn yang maksimal, maka kondisi  fisik dan emosi harus benar- benar diperhatikan. Siswa tidak tidak akan bisa belajar bila dalam keadaa lapar, sakit ataupun mengantuk.  Hasil penelitian menunjukkan ketika seseorang berada dalam keadaan emosi yang positif endrofin terbentuk. Selanjutnya zat ini meningkatnya aliran neurotransmiter yang disebut asitekoli dan memungkinkan terjadinya sambungan antar sel otak, sehingga otak dapat bekerja dan berfungsi dengan efisien ( Rose, 2002: 50 ).
8. Kecerdasan dapat di kembangkan dengan proses pengajaran dan pembelajaran yang sesuai  dengan kondisi lingkungan.
9.  Otak kiri dan otak kanan bisa berkerjasama dalam mengolah suatu informasi
            Berdasarkan  sembilan prinsip kerja di atas maka pembelajaran Genius Learning  di gambarkan dalam sebuah lingkaran sukses ( Gunawan 2006: 11 ) sebagai berikut:
Oval: GENIUS
LEARNING                             1. Suasana kondusif
                                                                                     2. Hubungkan
           8. Ulangi &jangkarkan                                          3. Gambaran besar
                      7. Demonstrasi                                           4.Tetapkan tujuan 
                                                                                       5. Pemasukan informasi
                             6. Aktivasi  
Gambar .2.1 Lingkaran sukses strategi Genius Learning

Dari gambar, maka masing- masing tahapan tersebut dijelaskan sebagai berikut:
  1. Suasana Kondusif
Inti dari  Genius Learning adalah strategi pembelajaran  yang membangun dan mengembangkan  pembelajaran yang positif dan kondusif ( Gunawan, 2006: 334 ). Guru bertanggung jawab untuk menciptakan  belajar yang kondusif sebagai persiapan untuk masuk ke dalam proses pembelajaran yang sebenarnya. Maka guru harus memanfaatkan waktu untuk membangun hubungan, di samping menjamin para siswa memperoleh keadaan pikiran yang terbuka, bebas stres dan cerdas ( Rose, 2002 )
            Siswa harus terbebas dari rasa takut, tekanan, psikologi. Dengan menggunakan  musik dan di kombinasikan dengan brain gym untuk menciptakan suasana awal yang kondusif, sehingga siswa dalam kondisi nyaman dan mendukung  lingkungan  belajar, musik membantu pelajar bekerja lebih baik  dalam mengingat banyak hal, musik merangsang, meremajakan dan memperkuat daya ingat dalam  belajar ( DePorter, 2005 ). Sedangkan brain gym adalah serangkaian gerakan tubuh yang sederhana dan di gunakan untuk memadukan semua bagian otak untuk meningkatkan kemampuan belajar, membangun harga diri dan kebersamaan ( Gunawan, 2006: 270 ).
            Beberapa gerakan – gerakan  Brain Gym sederhana yang digunakan pada pembelajaran ( Denninson, 2002 ) adalah:
1)      Gerakan Silang
Menggerakkan tangan kanan bersamaan dengan kaki kiri dan tangan kiri bersamaan dengan kaki kanan. Bergerak ke depan, ke samping, ke belakang atau jalan di tempat dan sebaiknya tangan menyentuh lutut yang berlawanan.
2)      8 Tidur
Membuat angka 8 tidur tiga kali tiap tangan, kemudian tiga kali dengan kedua tangan.
3)      Putaran Leher
Dengan menundukkan kepala ke depan dan pelan-pelan putar leher dari satu sisi ke sisi yang lainnya, ulangi dengan bahu di turunkan.
4)      Mengisi Energi
Duduk di kursi dengan santai dan letakkan dahi di antara kedua tangan di atas meja. Tarik nafas sambil menegakkan kepala, tengkuk dan punggung bagian atas, kemudian hembuskan nafas dan kepala bersentuhan kembali dengan meja.
Selain dengan Brain Gym dan musik guru juga perlu menunjukkan pengharapan  yang besar terhadap keberhasilan siswa, dengan memastikan bahwa siswa tidak takut untuk membuat kesalahan. Cara yang dapat dilakukan antar lain dengan membangkitkan kepercayaan diri sendiri pada siswa, dengan kata lain guru harus menciptakan kondisi fisik dan psikis yang nyaman untuk mendukung pembelajaran. Kondisi fisik juga dapat diciptakan dengan mengubah posisi duduk, menambah hiasan dinding dan bunga  di atas  meja dan dapat diciptakan  dengan membangun hubungan yang positf antara guru dan siswa.
  1. Hubungkan
Otak tidak hanya menerima informasi juga memprosesnya. Untuk memproses  informasi secara efektif, otak membantu melaksanakan refleksi dalam banyak cara. Otak seperti komputer dan kita sebagai penggunanya. Otak perlu di hubungkan dengan apa yang diajarkan apa yang telah diketahui ( Siberman, 1996: 4 ). Ketika otak menerima informasi baru maka otak memutuskan apakah informasi itu perlu atau tidak dipelajari. Otak akan lebih mudah untuk memproses informasi, apabila informasi tersebut ada hubungannya dengan informasi yang telah di ketahui sebelumnya. Hal ini diperlukan agar proses pemasukan informasi menjadi efektif.
Pada proses menghubungkan cara yang paling mudah  adalah dengan mengajukan pertanyaan yang memancing siswa untuk berfikir dan menghubungkan antar apa yang telah diketahuinya dengan apa yang akan dipelajari.
  1. Gambaran Besar
Gambaran besar materi yang akan dipelajari disampaikan terlebih dahulu kepada siswa. Gambaran besar  ini berfungsi untuk menciptakan sesuatu yang akan diisi dengan informasi. Pada  pemasukan informasi, materi pelajaran yang disampaikan secara bertahap. Pada gambaran basar dengan memberikan  ringkasan dari apa yang akan dipelajari dengan menggunakan gambaran atau poster, flowcart atau  mengajukan pertanyaan yang bersifat terbuka yang membutuhkan jawaban yang merangsang  pemikiran yang mendalam.
4.      Tetapkan Tujuan
Tahap selanjutnya, guru nenyampaikan apa yang ingin dicapai pada akhir sesi proses belajar mengajar kepada siswa. Hasil yang ingin dicapai dapat dijelaskan langsung kepada seluruh siswa, perkelompok atau dapat juga dijelaskan secara pribadi. Guru dapat menugaskan siswa untuk membuat kartu goal setting. Siswa ditugaskan menulis tujuan didalam kartu masing- masing.
Pada tahap ini guru harus dapat membantu siswa untuk mencapai hasil yang telah di tetapkan dengan bahasa siswa itu sendiri, siswa diminta untuk membuat goal secara detail dan akan lebih baik jika goal dibuat secara tertulis. Seperti dikatakan ( Rose, 2002 ) bahwa “ kita tidak mengenai sasaran yang tidak terlihat, belajar bagi orang yang hendak menempuh suatu perjalanan kita perlu mengetahui tujuan akhir dan sangat penting mengetahui cara agar sampai ke tujuan tersebut”.
Cara melakukan goal setting ( Gunawan, 2006: 44 ):
a.       Tentukan dan putuskan apa yang kita inginkan
b.      Tetapkan target, kapan goal itu harus sudah tercapai
c.       Buat daftar tindakan yang harus di lakukan untuk mencapai tujuan
d.      Atur daftar tindakan yang akan menjadi suatu perencanaan dengan menuliskannya diselembar kertas
e.       Lakukan sesuatu yang dapat mmbuat semakin dekat dengan pencapaian tujuan.
5.      Pemasukan Informasi
Pada tahap ini, informasi yang akan diajarkan harus disampaikan dengan melibatkan berbagai gaya belajar. Gaya belajar adalah cara yang lebih disukai dalam melakukan kegiatan berfikir, memproses dan mengerti suatu informasi. Semakin banyak cara yang dapat digunakan untuk menangkap informasi, semakin kuat pula informasi tersebut dan semakin banyak data yang di serap ( Madden, 2002: 141 ). Hasil riset menunjukkan  bahwa siswa yang belajar dengan menggunakan gaya belajar, maka mereka akan menggunakan gaya belajar yang dominan.
Secara umum gaya belajar terbagi menjadi tiga macam yaitu gaya belajar visual, gaya belajar auditorial dan gaya belajar kinestetik. Meskipun kebanyakan orang memiliki akses ketiga modalitas visual, auditorial, dan kinestetik. Hampir  semua orang cenderung pada salah satu modalitas belajar  menurut Bandler dan Grindler ( dalam DePorter, 2004: 85 )
Cara pengajaran dalam pemasukan informasi yang mengakomodasi masing- masing gaya belajar dapat dilihat dalam tabel berikut:
            Tabel 2.1 Pemasukan informasi untuk masing- masing gaya belajar:
Gaya Belajar
Gunakan
1.Visual










2. Auditori






3.Kinestetik

o   Gerakan tubuh
o   Buku
o   Grafik, diagram
o   Peta pikiran
o   Poster
o   OHP/ Komputer
o   Flow chart
o   Highligting ( memberi warna pada bagian yang di anggap penting )
o   Model/ Peralatan
o   Kata- kata kunci yang di pasang di kelas
o   Suara yang jelas dengan intonasi yang terarah
o   Membaca dengan keras
o   Sesi tanya jawab
o   Rekaman ceramah
o   Belajar dengan mendengar atau menyampaikan sesuatu
o   Musik
o   Kerja kelompok
o   Merancang dan membuat aktivitas
o   Bermain peran
o   Membuat peta pikiran
o   Berjalan
o   Menggunakan gerakan tubuh
o   Brain Gym

6.      Aktivasi
Proses aktivasi merupakan proses yang membawa siswa kepada suatu tingkat pemahaman yang lebih dalam terhadap materi yang diajarkan . Dalam  mengakses berbagai kecerdasan yang ada dalam diri siswa dengan menggunakan Multiplle Intellegence, dan mengakomodasi macam- macam kecerdasan dengan cara yang disenangi siswa. Sebaiknya dilakukan dengan mengakses delapan kecerdasan secara seimbang.
Aktivasi bisa dilakukan dengan menggunakan aktivitas yang dilakukan seorang diri, secara berpasangan dan kerja kelompok.
Tabel 2.2 The Multiple Intellegence  Menu.
Kecerdasan
Gunakan
1.       linguistik





2.       Musikal
3.       Visual



4.       Logika- Matematik


5.       Interpersonal



6.       Intrapertsonal

7.       Kinestetik
o   Menulis Esai
o   Pokok- pokok pikiran
o   Kata- kata kunci
o   Menulis laporan
o   Menulis puisi
o   Permainan kata
o   Membuat irama
o   Grafik
o   Peta pikiran
o   Menggunakan warna
o   Video
o   Flow chart
o   Analisis logis
o   Perumusan
o   Kerja kelompok
o   Mengajar teman
o   Memberikan dan menerima umpan balik
o   Jurnal
o   Pemikiran pribadi
o   Eksperimen
o   Gerakan tubuh

7.      Demonstrasi
Tahap ini sebenarnya sama dengan proses guru menguji siswa dengan memberikan ujian, dimana ujian pemahaman siswa langsung dilakukan setelah proses pembelajaran dilakukan, yang bertujuan untuk mengetahui  sampai dimana pemahaman siswa dan merupakan saat yang tepat untuk bisa memberikan umpan balik.
Pada tahap ini jika siswa mampu melakukan demonstrasi, maka hal ini berarti siswa menunjukkan dan membuktikan kalau mereka telah mengerti jawabannya, mengajar, mengerti aplikasi  pengetahuan dalam kehidupan sehari- hari. Umpan balik yang diberikan bersifat segera, mendidik serta membangun dan mendorong siswa untuk melakukan pemikiran lebih lanjut mengenai proses yang digunakan dalam pembelajaran.
8.      Tinjau Ulang dan Jangkarkan
Tinjau ulang dan jangkarkan dilakukan pada akhir sesi dan sekaligus membuat kesimpulan dari apa yang telah dipelajari. Manfaat tinjau ulang  dan jangkarkan untuk menngkatkan daya ingat dan meningkatkan efektivitas dari proses pembelajaran. Tahap ini dilakukan dengan sendiri, berpasangan dengan siswa lainnya. Teknik yang dapat digunakan guru dalam melakukan proses tinjau ulang dan jangkarkan adalah:
a.       Penutup sesi pembelajaran
b.      Membicarakan Topik
c.       “Ngobrol” Santai
d.      Donat
e.        Rotasi refleksi
f.       Operan kertas ide

Tidak ada komentar: