Sabtu, Maret 06, 2010

Catatan Hati


Kehidupan, mimpi, cita - cita, keinginan kadang tak bisa sejalan, tak bisa nyata,…………..
Menggores sepenggal relung – relung kenyataan, mengeja satu persatu makna peradaban, kadang kita terjebak dengan sebuah kenyataan yang kita buat sendiri, kenyataan yang membuat kita bosan dengan hal – hal yang sepele………..
Pernahkah kita bertanya, sudahkah ini jalan kita, sudah kah ini mimpi kita, sudah amankah kita dikeadaan ini, kadang tidak, kita hanya merasa asyik dengan keadaan ini, padahal kadang keadaan yang sudah kita anggap aman bukan lah sesuatu yang mengamankan, tetapi sesuatu yang menakutkan
Aku hanya tetesan embun yang menempel di dedaun yang basah, berharap bertahan dari serangan sinar mentari pagi, berharap terlindung dari guratan angin pagi yang menggoda, tapi apalah daya, sinar mentari pagi terlalu menyengat, angin pagi yang lembut terlalu ramai mempermainkan dedaunan tempat aku menempel.
Kadang cobaan terlalu banyak yang kuhadapi, ku jalani, kadang orang tak yakin dengan masa lalu ku yang sulit, tapi aku bahagia dengan keadaan ku sekarang, walau aku belum bisa jadi yang terbaik buat semua orang terutama bunda, bunda aku sayang kamu, karena kamu aku bisa bertahan hingga menjadi sekarang.
Aku tak mau menulis cerita disini terlalu sulit untuk kuceritakan, aku gak mau semua orang iba, kasian dan apalah terhadap ku. Aku hanya ingin masa lalu sebagai kenangan saja dan menjadi kisah dalam catatan hati ku. Yakin disemua kesulitan pasti ada jalan kemudahan. Allah itu memberikan yang terbaik buat kita, ada hikmah di balik semua itu.
Sekarang aku takut dengan kebalikan masa lalu ku, dan aku hanya bercita – cita hanya jadi guru biasa bukan seperti sekarang ini. Tapi aku gak tahu kenapa kepala sekolah ku memilih aku menjadi Wakil kepala bidang kurikulumnya, sebenarnya awalnya aku merasa tidak sanggup dengan tugas itu, tapi bapak itu sangat yakin dengan aku, akhirnya aku berpikir orang lain saja yakin dengan kemampuan ku kenapa aku tak yakin dengan kemampuanku sendiri, padahal keyakinan dan percaya diri merupakan awal dari keberhasilan. Setelah satu semester ku jalani menjadi kurikulum di sekolah ku, banyak suka dan duka yang kuhadapi terutama dengan teman – teman seprofesiku yang tak sevisi dengan aku.kadang memang sulit menaklukkan dan memahami orang lain. Kadang kebijakan kepala sekolah tidak sesuai dengan hati nuraiku, itulah yang membuat ku kadang merasa tidak enak. Tapi sungguh tak bisa kupungkiri kepala sekolahku memang is the best bagi ku. Orangnya bijak dan demokrasi, sulit mengidentifikasi kemarahannya pembawaannya selalu tenang dan kita tidak tahu kapan dia marah, tak seperti ku yang sering marah – marah yang sulit mengontrol emosiku. Ya Allah moga aku bias lebih mengendalikan emosiku. Bisa seperti dia tenang seperti lautan tampa gelombang, tampa pasang naik dan turun. Untuk saat ini aku gak tau emosiku kok gak stabil gitu…………, ya Allah moga aku lebih bias menjaga emosi ku, ya Allah moga aku lebih bias menjadi embun bagi orang – orang di sekelilingi ku, walau hanya sebentar tetapi terasa sejuk di hati

Tidak ada komentar: